KARYA TULIS ILMIAH
DI SUSUN OLEH :
ABDUL MUKHLIS
Pendidikan Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam Bakti Negara (STAIBN) Tegal-Jawa Tengah-Indonesia
2016
HALAMAN
PERSETUJUAN
PROPOSAL
PENGARUH PROFESIONALISME GURU TERHADAP MINAT
BELAJAR SISWA KELAS VII PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MTS NU WAHID
HASYIM TALANG TEGAL
ABDUL
MUKHLIS
NIM:
Dibawah
Bimbingan:
Pembimbing
I
Drs.
H. Damhar Abudapes, MSI
Mengetahui
Ketua
STAIBN
Drs.
H. Badrodin, MSI
NIPY
: 002 987 034
KATA
PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat
Allah S.W.T yang senantiasa menganugerahkan rahmat dan hidayah Nya.
Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan
kepada junjungan Nabi Agung Muhammad S.A.W yang dengan segenap perjuangan telah
menuntun manusia menuju jalan
kehidupan yang lebih baik. Dalam
penulisan skripsi yang berjudul " Pengaruh
Profesionalisme Guru Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas VII Pada Mata Pelajaran
Fiqih Di MTs NU Wahid Hasyim Talang Tegal”
ini penulis menyadari bahwa banyak pihak yang telah membantu dari awal hingga
akhir penulisan proposal ini, sehingga pada akhirnya proposal ini dapat
terselesaikan. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis
mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung telah memberi support baik moril maupun spiritual.
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Kehadiran guru dalam
proses belajar mengajar atau pengajaran masih memegang peranan yang penting.
Peran guru dalam proses pengajaran belum dapat digantikan oleh mesin, seperti
radio, televise, tape ataupun computer yang paling modern sekalipun. Karena
masih banyak unsur-unsur manusiawi seperti sikap, sistem nilai, perasaan,
motivasi, kebiasaan dan lain-lain yang diharapkan merupakan proses dari
pengajaran yang tidak mungkin dapat dicapai melalui mesin-mesin modern.
Guru sebagai bagian dari
tenaga kependidikan memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pencapaian
tujuan pendidikan di sekolah. Tujuan lembaga sekolah dapat dicapai secara
maksimal apabila tenaga guru memiliki Profesionalisme-Profesionalisme yang telah
ditetapkan yang meliputi Profesionalisme pedagogik, Profesionalisme sosial,
Profesionalisme professional dan Profesionalisme kepribadian. Menyoroti
Profesionalisme professional guru memang membutuhkan penjabaran dan deskripsi
yang jelas agar memperoleh gambaran yang utuh menyeluruh mengenai konsep
Profesionalisme tersebut.
Keberhasilan belajar siswa
merupakan bagian dari dampak kepemilikan Profesionalisme guru yang memadai
dalam proses belajar mengajar. Keberhasilan belajar siswa biasanya dilihat dari
kualitas atau perubahan yang ditunjukan siswa setelah mengikuti pembelajaran,
sehingga dapat dinilai melalui sejauhmana kebutuhan belajar siswa dapat
dipenuhi secara optimal oleh guru dengan melihat indikator-indikator yang
mempengaruhi mutu lulusan, yaitu melalui Standar Profesionalisme Lulusan (SKL).
Guru sebagai tenaga
professional di bidang kependidikan, di samping memahami hal-hal yang bersifat
filosofis dan konseptual, juga harus mengetahui dan melaksanakan hal-hal yang
bersifat teknis, terutama kegiatan mengelola dan melaksanakan interaksi belajar
mengajar. Di dalam mengelola interaksi belajar mengajar, seorang guru minimal
harus memiliki modal dasar yakni, memiliki kemampuan mendesain program
dan keterampilan mengomunikasikan program itu kepada anak didik.
Dua modal tersebut terumuskan di dalam sepuluh Profesionalisme guru, yaitu:
1.
Menguasai bahan,
2.
Mengelola program belajar
mengajar,
3.
Mengelola kelas,
4.
Menggunakan media/sumber,
5.
Menguasai
landasan-landasan kependidikan,
6.
Mengelola interaksi
belajar mengajar,
7.
Menilai prestasi siswa
untuk kepentingan pengajaran,
8.
Mengenal fungsi dan
program bimbingan dan penyuluhan di sekolah,
9.
Mengenal dan
menyelenggarakan administrasi sekolah,
10.
Memahami prinsip-prinsip
dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.
Faktor terpenting dalam
kegiatan belajar adalah minat, karena dari minat inilah akan memudahkan anak
dalam proses belajar mengajar terutama ketika terjadi hubungan aktif antara
guru dan murid pada sebuah pelajaran dikelas, dalam proses inilah yang
merupakkan salah satu faktor penentu keberhasilan anak dalam proses belajar
mengajar.
Dalam kegiatan belajar
mengajar anak adalah sebagai subjek dan sebagai objek dari kegiatan pengajaran.
Oleh karena itu inti dari proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan belajar
anak didik dalam mencapai suatu tujuan pengajaran.
Minat tidak dibawa sejak
lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari sejak
lahir melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan
mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi
minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar
selanjutnya walaupun minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki
untuk dapat mempelajari hal tersebut.
Mengembangkan minat
terhadap sesuatu pada dasarnya adalah membantu siswa melihat bagaimana hubungan
antara materi yang diharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri
sebagai individu. Proses ini berarti menunjukkan pada siswa bagaimana
pengetahuan atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-tujuannya,
memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari bahwa belajar merupakan
suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang dianggapnya penting dan bila
siswa melihat bahwa dari hasil dari pengalaman belajarnya akan membawa kemajuan
pada dirinya, kemungkinan besar siswa akan berminat dan bermotivasi untuk
mempelajarinya.
Penulis menyimpulkan perlu
adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat memberikan solusi terhadap
peningkatan minat belajar siswa, utamanya dengan yang berkaitan dengan bidang
studi mata pelajaran fiqih. Minat sebagai aspek kewajiban bukan aspek bawaan,
melainkan kondisi yang terbentuk setelah dipengaruhi oleh lingkungan. Karena
itu minat sifatnya berubah-ubah dan sangat tergantung pada individunya.
Oleh
karena itu penulis tertarik mengangkat judul dalam bentuk karya ilmiah, yaitu
sebuah skripsi yang berjudul:
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka penulis mengemukakan permasalahan yang perlu di
bahas. Adapun permasalahan tersebut adalah :
2.
Seberapa minat belajar siswa kelas VII pada
mata pelajaran fiqih di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal?
3.
Adakah pengaruh Profesionalisme
guru terhadap minat belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fiqih di
MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal?
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun tujuan
yang ingin di capai dalam penulisan skripsi ini adalah :
1.
Untuk medeskripsikan Profesionalisme guru mata
pelajaran fiqih di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal.
2.
Untuk mengetahui minat belajar siswa kelas
VII pada mata pelajaran fiqih di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal.
3.
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
Profesionalisme guru terhadap minat belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran
fiqih di MTs Wahid Hasyim Talang Tegal.
Pada
hakekatnya suatu penelitian yang dilaksanakan oleh seseorang diharapkan akan
mendapatkan manfaat tertentu. Begitu pula dengan penelitian ini diharapkan
mendatangkan manfaat antara lain:
1. Manfaat
Teoritis
a) Untuk menambah wawasan keilmuan dan memberi informasi kepada semua pihak
yang berkecimpung dalam bidang pendidikan.
b) Bekal
pengetahuan dan tambahan wawasan serta pengalaman bagi penulis sebagai calon
seorang guru/pendidik.
c)
Bahan masukan bagi guru
mata pelajaran fiqih khususnya guru fiqih di MTs Nu Wahid Hasyim
Talang Tegal.
d) Sebagai bahan
atau referensi bagi para peneliti-peneliti yang lain yang ingin mengembangkan
dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan.
2.
Manfaat Praktis
a) Bagi para guru,
sebagai landasan untuk menentukan langkah penyempurnaan diri, dalam rangka
membantu kepala madrasah mengelola pendidikan.
b) Sebagai bahan
masukan dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk membangkitkan minat
belajar dan cara belajar yang baik.
c) Bagi sekolah,
hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar.
d) Bagi siswa,
sebagai pedoman dalam meningkatkan minat belajar dan cara belajar yang baik
e) Bagi penulis,
merupakan sarana pengembangan wawasan serta pengalaman dalam menganalisis
permasalahan khususnya di bidang pendidikan.
D.
Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka diperoleh dari
penelitian-penelitian sebelumnya yang penulis jadikan sebagai bahan kajian yang
relevan dengan permasalahan yang penulis teliti saat ini, dengan tujuan untuk
mempermudah penulis memperoleh gambaran-gambaran serta mencari titik-titik
perbedaan. Sebagai bahan kajian pustaka, penulis menemukan hasil penelitian sebelumnya
yang ada kaitannya dengan skripsi.
1.
Skripsi yang berjudul“
Pengaruh motivasi kepala sekolah terhadap etos kerja guru di SDN Keramat 3 Kec.
Dempet Kab.
Demak Tahun Pelajaran 2008/2009” yang ditulis oleh saudara Zaenal Khudori
Mahasiswa STAIN Kudus. Tujuan yang hendak di
capai adalah sejauh mana motivasi kepala sekolah berpengaruh terhadap etos
kerja guru, dalam skripsi ini disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif Pada
taraf signifikan 5 % atau taraf kepercayaan 95 % dengan N = 80 maka angka batas
untuk penolakan Ho yang diperoleh dalam tabel adalah sebagai berikut :
N = 80, r tabel = 0.220. Jadi nilai r
tabel untuk N = 80 adalah 0.220 sedangkan hasil dari penelitian diperoleh
nilai r hitung = 0.606 dengan demikian berarti r hitung berada didaerah
penolakan Ho karena, 0.606 > 0.220 yaitu 0.606 lebih besar dari 0.22.
2. Kedua, penelitian
yang dilakukan oleh Ahmad Sufahadi, mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang
dengan judul “Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an
Hadits di MTs Misbahul Ulum Pasucen Trangkil Pati Tahun Pelajaran 2008/2009”.
Tujuan yang hendak dicapai adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh
kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi siswa mata pelajaran Qur’an Hadits
di MTs. Misbahul Ulum Pasucen Trangkil Pati, dengan hasil penelitian ada
hubungan positif dan signifikan antara kecerdasan emosional dengan prestasi
belajar Qur’an Hadits siswa MTs. Misbahul Ulum Pasucen Kecamatan Trangkil
Kabupaten Pati, dari hasil penelitian yang menunjukkan tingkatan sedang. Dan
dipertegas dengan uji signifikasi 5% antara t hitung 3,890 dengan t tabel 0,320
(3,890>0,320) dan taraf signifikan 1% antara t hitung 3,890 dan t tabel
0,413 (3,890>0,314).
Perbedaan skripsi penulis dengan skripsi milik Zaenal Khudori yaitu skripsi
Zaenal Khodori lebih menekankan kepada motivasi guru, kemudian skripsi Ahmad
Sufahadi lebih menekankan pada prestasi pembelajaran Al-Qur’an, sedangkan
skripsi yang akan saya tulis yaitu lebih menekankan pada pengaruh profesionalisme
guru dan prestasi belajar siswa.
3. Skripsi yang berjudul: Pengaruh
Kesabaran Guru Terhadap Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran di Madrasah
Tsanawiyah Hidayatullah Pundenarum Karangawen Demak Kelas VII, VIII dan Kelas
IX Tahun Pelajaran 2008 / 2009.
Ditulis oleh
saudara Syamsuddin mahasiswa Universitas Wahid Hasyim Semarang.
Skripsi ini membahas tentang Pengaruh Kesabaran Guru Terhadap Perhatian
Siswa dalam Proses Pembelajaran. Skripsi ini disimpulkan bahwa dengan kesabaran guru perhatian siswa dapat ditingkatkan.
Terdapat
perbedaan antara karya ilmiah yang ditulis dengan skripsi yang penulis susun
yaitu pada judul, tetapi terdapat beberapa persamaan yaitu, sama-sama
menggunakan penelitian kuantitatif, dan yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah antara guru
dan murid serta berada dalam lingkup pendidikan.
4. Skripsi yang berjudul: Pengarug
Motivasi Belajar dan Disiplin Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Rumpun
Bangunan SMK Pancasila 1 Wonogiri Tagun Ajaran 2002/2003. Di tulis oleh saudar
Triyanto mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta tahun
2003.
Skirpsi ini menjelaskan tetang mitivasi dan disiplin sekolah
mempunyai pengarh besar terhadap prestasi siswa di Rumpun Bangunan SMK Pancasila
1 Wonogiri.
5. Thesis Widia
Astutiningsih yang berjudul: Pengaruh Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran
terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Ngulakan Karangsari
Pegasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012.
Thesis ini menjelaskan tentang kreatifitas
guru terhadap prestasi belajar siswa. Ada persamaan antara thesis ini dan yang
penulis buat, yaitu sama-sama menggunakan penilitian kuantitatif dan objek yang
di teliti adalah peran guru dalam pembelajaran untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa.
E. Kerangka Teori
Profesionalisme
berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau
ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang intensif (Webstar, 1989:45).
Menurut
Surya (2005:47) guru yang profesional akan tercermin dalam pelaksanaan pengabdian
tugas-tugas yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Guru
yang profesional hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawabnya sebagai
guru peserta didik, orang tua, masyarakat, bangsa, Negara dan Agama. Guru profesional
mempunyai tanggung jawab pribadi, sosial, intelektual, moral dan spiritual.
Menurut
Rice dan Bishoprick (1971:5) guru profesional adalah guru yang mampu mengelola
dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehari-hari. Profesionalisasi
disini dipandang sebagai satu proses yang bergerak dari ketidaktahuan
(ignorance) menjadi tahu, dari ketidakmatangan (immaturity) menjadi matang,
dari diarahkan oleh orang lain (other directedness) menjadi mengarahkan diri
sendiri.
Peningkatan
profesionalisme guru harus dilakukan secara sistematis, dalam arti direncanakan
secara matang, dilaksanakan secara taat asas, dan dievaluasi secara objektif. Sebab
lahirnya seorang profesional tidak bisa hanya melalui bentuk penataran dalam
waktu enam hari, supervise dalam sekali atau dua kali, dan studi banding selama
dua atau tiga hari.
Sikap
seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan minimal, antara
lain: memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai, memiliki kompetensi keilmuan
sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik
dengan anak didiknya, mempunyai jiwa kreatif dan produktif, mempunyai etos
kerja dan komitmen yang tinggi terhadap profesinya, dan selalu melakukan
pengembangan diri secara terus menerus (countinuous improvement) melalui
organisasi profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya (Sidi, 2003:50).
Mewujudkan
proses kegiatan pendidikan dan pengajaran, maka unsur yang terpenting antara
lain adalah bagaimana guru dapat merangsang dan mengarahkan siswa dalam
belajar, yang pada gilirannya dapat mendorong siswa dalam pencapaian hasil
belajar secara optimal. Mengajar dapat merangsang dan membimbing dengan
berbagai pendekatan, dimana setiap pendekatan dapat mengarah pada pencapai
tujuan belajar yang berbeda. Tetapi apapun subyeknya mengajar pada hakekatnya
adalah menolong siswa dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, sikap dan ide
serta apresiasi yang mengarah pada perubahan tingkah laku dan pertumbuhan
siswa.
Realita
yang terjadi juga pada saat ini, keberadaan guru profesional sangat jauh dari apa
yang dicita-citakan. Menjamurnya sekolah-sekolah yang rendah mutunya memberikan
suatu isyarat bahwa guru profesional hanyalah sebuah wacana yang belum
terealisasi secara merata dalam seluruh pendidikan yang ada di Indonesia. Hal
ini menimbulkan suatu keprihatinan yang tidak hanya datang dari kalangan akademisi,
akan tetapi orang awam juga ikut mengomentari menurunnya pendidikan dan tenaga
pengajar yang ada. Kenyataan tersebut menggugah kalangan akademisi, sehingga mereka
membuat perumusan untuk meningkatkan kualifikasi guru melalui pemberdayaan dan
peningkatan sikap profesionalisme guru dari pelatihan sampai dengan intruksi
agar guru memiliki kualifikasi pendidikan minimal Strata 1 (S1).
Guru
yang memiliki kemampuan profesional sangat di butuhkan dikalangan masyarakat
khususnya di lingkungan sekolah. Karena guru merupakan orang tua yang kedua
bagi siswa. Dengan guru siswa akan mendapatkan pelajaran dan ilmu, sehingga siswa
bisa termotivasi dan tertarik dengan proses belajar mengajar di sekolah. Sebaliknya
apabila guru tidak memiliki kemampuan profesional, maka akan berdampak negatif
dengan minat belajarnya.
2.
Ciri-Ciri Guru yang Profesional
Menurut
Hamalik (dalam Kunandar, 2007:61-62) ada lima ciri-ciri guru yang dikatakan profesional
yaitu:
a) Guru yang waspada secara
professional. Ia terus berusaha untuk menjadikan masyarakat sekolah menjadi
tempat yang paling baik bagi anak-anak muda.
b) Mereka yakin akan nilai dan manfaat
pekerjaannya. Mereka terus berusaha memperbaiki dan meningkatkan mutu pekerjaannya.
c) Mereka tidak mudah tersinggung oleh
larangan-larangan dalam hubungannya dengan kebebasan pribadi yang dikemukakan
oleh beberapa orang untuk menggambarkan profesi keguruan. Mereka secara
psikologis lebih matang, sehingga rangsangan-rangsangan terhadap dirinya dapat
ditaksir.
d) Mereka memiliki seni dalam
hubungan-hubungan manusiawi yang diperolehnya dari pengamatannya tentang
bekerjanya psikologi, biologi, dan antropologi cultural di dalam kelas.Mereka
berkeinginan untuk terus tumbuh.
e) Mereka sadar bahwa di bawah
pengaruhnya, sumber-sumber manusia dapat berubah nasibnya.
3. Syarat-Syarat Guru Profesional
Menurut
Dian Maya Shofiana (2008:27), guru profesional harus memiliki persyaratan,yang meliputi:
a) Memiliki bakat sebagai guru.
b) Memiliki keahlian sebagai guru.
c) Memiliki keahlian yang baik dan
terintegrasi.
d) Memiliki mental yang sehat.
e) Berbadan sehat.
f) Memiliki pengalaman dan pengetahuan
yang luas.
g) Guru adalah manusia berjiwa
pancasila.
h) Guru adalah seorang warga negara
yang baik.
Pengaruh Profesionalisme Guru
Terhadap Minat Belajar Siswa
Pengaruh
Profesionalisme Guru Terhadap Minat Belajar Siswa. Kehadiran guru profesional
tentunya akan berakibat positif terhadap perkembangan siswa, baik dalam
pengetahuan maupun dalam keterampilan. Oleh sebab itu, siswa akan antusias
dengan apa yang disampaikan oleh guru yang bertindak sebagai fasilitator dalam proses
kegiatan belajar mengajar. Bila hal itu terlaksana dengan baik, maka apa yang disampaikan
oleh guru akan berpengaruh terhadap minat belajar siswa, sehingga siswa tertarik
untuk lebih meningkatkan prestasi belajarnya. Ketertarikan akan menghasilkan
minat belajar pada siswa. Minat itu sendiri dipengaruhi oleh faktor psikis,
fisik, dan lingkungan yang ketiganya ini saling melengkapi. Minat menjadi
sumber yang kuat untuk suatu aktivitas, karena minat siswa dalam belajarnya bergantung
pada kemampuan seorang guru dalam proses belajar mengajarnya. Apabila guru
memiliki kemampuan sesuai dengan kriteria guru profesional maka minat belajar
siswa akan meningkat, dan apabila guru tidak memiliki kemampuan yang sesuai
dengan criteria guru profesional maka minat belajar siswa rendah.
Kondisi
belajar mengajar yang efekif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam
belajar. Minat belajar seseorang sangat bergantung dan berpengaruh pada guru. Guru
dalam konteks pendidikan mempunyai peranan penting yang besar dan strategis.
Hal ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan. Guru juga yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilai-nilai
positif melalui bimbingan dan
keteladanan. Tetapi fakta yang terjadi pada saat ini, guru kurang
mengoptimalkan dirinya sebagai fasilitator dan pendidik. Akibatnya para peserta
didik mengalami penurunan minat belajarnya.
Berdasarkan
uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa guru yang professional sangat erat
kaitannya untuk meningkatkan minat belajar pada siswa, dimana guru merupakan
fasilitator sekaligus mendidik siswa dalam meningkatkan minat belajar siswa sehingga
memperoleh prestasi yang memuaskan. Tanpa adanya guru yang professional maka
siswa akan mengalami kendala dalam meningkatkan minat dalam belajarnya dan
otomatis prestasi belajarnya akan menurun.
4. Minat Belajar Siswa
Minat
dalam kamus besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai kecenderungan hati yang
tinggi terhadap sesuatu, gairah, keinginan. Sedangkan belajar diartikan sebagai
proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara
individu dan individu dengan lingkungannya. Dari pengertian minat dan
pengertian belajar seperti yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa minat belajar adalah sesuatu keinginan atau kemauan yang disertai
perhatian dan keaktifan yang disengaja yang akhirnya melahirkan rasa senang
dalam perubahan tingkah laku, baik berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan.
F. Rumusan Hipotesis
Hipotesis
berasal dari kata hipo yang memiliki berarti kurang atau lemah dan tesis
atau thesis yang berarti teori yang disajikan sebagai bukti. Dalam hal
ini hipo diartikan lemah dan tesis diartikan teori, proporsisi atau
pernyataan. Jadi hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan
masih perlu dibuktikan kenyataannya, hipotesis dapat diterima dan dapat
ditolak, diterima jika dalam penelitian membenarkannya dan di tolak jika
menyangkal menolak kenyataan.
Adapun
hipotesis dari penelitian ini adalah “ Terdapat Pengaruh Profesionalisme Guru
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas pada Mata Pelajaran Fiqih di MTs Wahid
Hasyim Talang Tegal”.
G. Metode
Penelitian
1.
Desain Penelitian
Desain
penelitian adalah pedoman atau prosedur serta teknik dalam perencanaan
penelitian yang berguna sebagai panduan untuk membangun strategi yang
menghasilkan model penelitian.
a) Jenis
Penelitian
Jenis dalam penelitian ini adalah penelitian
lapangan korelasional (correlational Research) yaitu untuk menyelidiki
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasi.
b) Pendekatan
Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang
analisisnya lebih fokus pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan
menggunakan metode statistika. Pada umumnya penelitian menggunakan pendekatan
kuantitatif merupakan penelitian sampel besar, karena pada pendekatan
kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial yaitu dalam rangka pengujian
hipotetsis dan menyandarkan kesimpulan pada suatu probabilitas kesalahan
penolakan hipotesis nihil. Dengan menggunakan pendekatan ini, maka akan
diperoleh signifikansi hubungan antar variabel yang diteliti.
2.
Populasi dan Sampel
a)
Populasi
Populasi
adalah keseluruhan subjek penelitian. Sedangkan menurut “Sugiyono Populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”.
Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII
MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal, yang berjumlah 250 siswa yang terdiri
dari 119 siswa laki-laki dan 131 siswa perempuan.
b)
Sampel
Sampel
adalah sebagian atau wakil dari sebuah populasi yang diteliti. Dinamakan
penelitian sampel bila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil
penelitian sampel, yang dimaksud menggeneralisasikan adalah mengangkat
kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Di
dalam penelitian, apabila populasi kurang dari 100 lebih baik diambil semua
sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi, selanjutnya jika
populasinya lebih besar dapat diambil antara 10 - 15 % atau 20 - 25 %
atau lebih.
Berdasarkan
pedoman tersebut dalam penelitian ini penulis tentukan dari populasi 250 siswa
kelas VII di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal, diambil 15 % ( 46 siswa )
sebagai sampel dan jumlah ini dipandang cukup representatif. Jadi besarnya
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berjumlah 46 siswa, yang
terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.
c)
Teknik Sampling
Teknik
pengambilan sampel adalah merupakan cara untuk menentukan sampel yang akan
digunakan di dalam sebuah penelitian, Sedangkan teknik pengambilan sampel yang
akan digunakan oleh penulis di dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
sampling Probability Sampling yaitu penulis memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel
adalah semua siswa kelas VII di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal 15 % dari 250 siswa,
jadi besarnya sampel dalam penelitian ini adalah berjumlah 46 siswa yang
terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 27 siswa perempuan.
3.
Variabel dan Indikator
Variabel
adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu
penelitian. Sesuai dengan judul skripsi, maka diperoleh :
a)
Variabel Independen (variabel bebas / pengaruh
atau variabel X) yaitu: Profesionalisme Guru, dengan indikator sebagai
berikut :
1) Guru memiliki
Profesionalisme pedagogik
2) Guru memiliki
Profesionalisme kepribadian
3) Guru memiliki
Profesionalisme professional
4) Guru memiliki
Profesionalisme social
5) Guru memiliki
Profesionalisme penilaian dan evaluasi
b)
Variabel dependent ( variabel terikat /
terpengaruh atau variabel Y ) yaitu : Minat Belajar Siswa kelas VII pada Mata
Pelajaran Fiqih di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal, dengan indikatornya
sebagai berikut :
1) Perhatian saat
mengikuti pelajaran fiqih
2) Pendapat siswa
tentang pelajaran fiqih
3) Konsentrasi siswa saat mengikuti pelajaran fiqih di sekolah
4) Kesadaran siswa
untuk bertanya
5) Kesan siswa terhadap guru fiqih
4.
Teknik
Pengumpulan Data
a)
Observasi
Adapun metode Observasi (pengamatan) adalah
Metode ilmiah sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematis dari
fenomena–fenomena yang diselidikya”. Dalam metode ini teknik observasi
digunakan untuk meneliti keadaan di madrasah kelas VII MTs Wahid Hasyim
Talang Tegal.
b)
Metode Quesioner.
Yaitu
daftar pertanyaan yang telah tertulis dan tersusun rapi yang akan ditanyakan
kepada responden, atau dijalankan tanpa mempergunakan daftar pertanyaan yang
tersusun rapi akan tetapi menggunakan gambar-gambar di mana responden
memberikan komentar-komentar terhadap gambar-gambar tersebut berupa outline
saja.
Metode ini dapat dibagi menjadi dua macam yaitu:
1) Angket yaitu
suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau
bidang yang akan diteliti. Untuk memperoleh data, angket disebarkan kepada
responden (orang-orang yang menjawab jadi yang diselidiki), terutama pada
penelitian survei.
Adapun angket yang disebarkan kepada responden untuk meneliti pengaruh
penerapan metode demonstrasi terhadap siswa kelas VII di MTs Nu Wahid
Hasyim Talang Tegal.
2) Wawancara
( Interview ) adalah merupakan proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dalam mana dua atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan.
Dewasa ini teknik wawancara banyak dilakukan di Indonesia sebab merupakan salah
satu bagian yang terpenting dalam setiap survai. Tanpa wawancara sebuah
penelitian akan kehilangan informasi yang hanya dapat diperoleh dengan bertanya
langsung kepada responden. Seperti yang telah kita lihat atau dengan lewat
teknik wawancara, televisi, radio, merupakan teknik yang baik untuk menggali
informasi di samping sekaligus berfungsi memberi penerangan kepada masyarakat.
Dalam metode interview digunakan untuk wawancara yang berkaitan dengan
profesionalisme guru yang akan penulis lakukan kepada Kepala madrasah, waka
kurikulum, TU, Guru fiqih, di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal.
c)
Dokumentasi.
Yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan
sebagainya.
Dalam Metode ini digunakan untuk
mendapatkan data tentang jumlah anak didik, guru, karyawan dan untuk
memperoleh data dalam penyajian data yang berbentuk tulisan yang lebih
konkret.
5.
Metode Analisis
data
Data
yang telah dihimpun dari penelitian ini, diusahakan untuk memudahkan
pengambilan keputusan secara obyektif dengan menggunakan analisis data
statistik ( Product Moment ) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a)
Analisis Pendahuluan, analisis ini merupakan
tahap pengolahan data yang akan dimasukkan kedalam tabel ditribusi frekuwensi
dengan pengolahan seperlunya, dengan rumus sebagai berikut: .
Keterangan:
N = Jumlah sampel
Mx = Rata-rata
X ( untuk menentukan selisih penyeimbang X )
SDx = Rata-rata x2
My
= Rata-rata Y ( untuk menentukan selisih penyeimbang Y )
SDy = Rata-rata
y
b)
Analisis uji hipotesis, yaitu tahap proses
penghitungan hasil kedua angket dikorelasikan yaitu antara angket
Profesionalisme guru dengan angket minat belajar siswa, dengan menggunakan
rumus korelasi product moment yaitu sebagai berikut:
Keterangan :
rxy
= Koefisien korelasi antara x dan y.
xy
= x kali y, x = 0 ; y = 0.
SDx
= Standar variable x.
SDy
= Standar deviasi variable y.
N
= Jumlah subyek yang diteliti.
X
= X-M dan y = Y-M.
c)
Analisis lanjut, setelah diperoleh hasil-hasil,
koefisien korelasi antara variabel X dan Y, berikutnya menghubungkan hasil
nilai r ( koefisien korelasi ) dengan nilai r yang ada pada tabel untuk taraf
signifikasi 5 % dan taraf signifikansi 1 %.
Bila nilai r dari koefisien korelasi sama atau
lebih besar dari pada nilai r yang ada pada tabel, maka hasilnya signifikan.
Jika nilai r dari koefisien korelasi lebih kecil dari pada nilai r yang ada
pada tabel, maka hasilnya non signifikan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar penulisan skripsi ini
terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
1. Sistematika ini
tersusun atas lima bab, yang di awali dengan preliminaris yang meliputi :
halaman judul, abstarksi, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman
motto, halaman persembahan, halaman kata pengantar, daftar isi, dan daftar
lampiran.
Bab I : Berisi tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, manfaat penelitian
serta sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Kajian umum Profesionalisme guru dan tingkat
pemahaman siswa yang meliputi beberapa sub bab yaitu sebagai
berikut : Profesionalisme Guru, pengertian Profesionalisme, Kriteria guru,
Syarat guru, Jabatan guru, Tugas dan tangung jawab guru, Ciri-ciri guru yang
efektif, Guru sebagai tenaga professional, Kode etik guru.
Minat Belajar Siswa, Pengertian minat belajar,
Macam-macam belajar, Cara belajar yang baik, Tujuan belajar, Faktor-faktor yang
Mempengaruhi belajar, Hasil belajar, kajian penelitian yang relevan dan
Pengajuan hipotesis.
Bab III : Penelitian tentang pengaruh
Profesionalisme guru terhadap tingkat pemahaman siswa kelas VII di MTs Wahid
Hasyim Talang Tegal. yang berisi tentang
:
Tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian,
variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik pengambilan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
Bab
IV :
Analisis tentang pengaruh Profesionalisme guru terhadap tingkat pemahaman
siswa kelas VII di MTs Nu Wahid Hasyim Talang Tegal, yang berisi tentang
deskripsi data tentang penelitian, sejarah berdirinya, letak geografis, keadaan
guru dan karyawan, sarana dan prasarana, struktur organisasi, analisis data,
analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut, pembahasan
hasil penelitian dan keterbatasan penelitian.
Bab V : Dalam bab ini dikemukakan
kesimpulan dari seluruh kajian atau penelitian yang merupakan jawaban dari
permasalahan di mana jumlah kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan
penelitian kemudian dikemukakan saran-saran dan juga penutup.
2.
Bagian akhir,
memuat daftar pustaka, riwayat pendidikan penulis dan lampiran-lampiran, yang
memuat ijin penelitian.
Daftar
Pustaka
Nana
Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung
: Sinar Baru Algesindo, 2010, h.12.
Sardiman, Interaksi
dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : Rajawali Grafindo Persada,
2001, h. 163.
Syaiful
Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta : Rineka
Cipta, 2010, h. 38.
Ibid., h. 38.
Zaenal
Khudori, Pengaruh Motivasi Kepala Sekolah Terhadap Etos Kerja
Guru di SDN Keramat 3 Kec. Dempet Kab. Demak Tahun Pelajaran 2008/2009 (Skripsi), Kudus: STAIN Kudus,
2008, h. 92.
Ahmad
Sufahadi, Pengaruh Kecerdasan Emosional terhadap Prestasi Belajar Al-Qur’an
Hadits di MTs Misbahul Ulum Pasucen Trangkil Pati Pati Tahun 2008/2009, (Skripsi),
Semarang: UNWAHAS, 2008, h. 86.
Syamsuddin,
Pengaruh Kesabaran Guru Terhadap Perhatian Siswa dalam Proses Pembelajaran di Madrasah
Tsanawiyah Hidayatullah Pundenarum Karangawen Demak Kelas VII, VIII dan Kelas
IX Tahun Pelajaran 2008 / 2009, (Skripsi), Semarang: UNWAHAS, 2009,
h.73.
Triyanto, Pengaruh Motivasi Belajar dan Disiplin
Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Rumpun Bangunan SMK Pancasila 1
Wonogiri Tahun Pelajaran 2002/2003, (Skripsi), Purwakarta: STIKIP,2003,
h.68.
Widia Astutiningsih,
Pengaruh
Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Ngulakan Karangsari Pegasih Kulon Progo Tahun Ajaran 2011/2012.(Thesis),Universitas
Negeri Yogyakarta,2012,h.72.
Cholid
Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Sinar Grafika
Offset, 2002, h. 28-29.
Cholid
Narbuko, Abu Achmadi, Op.,Cit, h. 48.
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif Aplikasi Praktis
Pembuatan Proposal dan Laporan Penelitian, Malang: UMM Press, 2003, h.14-16
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung :
Alfabeta, 2009, h. 118.
Sugiyono, Metode penelitian Kombinasi Mixed
Methods, Bandung: Alfabeta, 2011, h. 64.
Supranto, Metode
Riset Aplikasinya Dalam Pemasaran, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Univesitas Indonesia, 2003, h. 53-54.
Cholid
Narbuko, Abu Achmadi, Metodologi Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara,
2001, h. 76.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006, h. 231.
Titik Purwati, Statistik, Malang: Duta Media Press,
2000, h. 29.
Suharsimi
Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, Jakarta: Rineka
Cipta, 2007, h. 108.