BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Bimbingan dan Konseling
Jika
ditelaah dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian yang berbeda mengenai
bimbingan tergantung dan jenis sumbernya dan yang merumuskan pengertian
tersebut. Untuk itulah agar dapat secara luas dan komprehensif mengetahui
definisi bimbingan, penulis kemukakan beberapa definisi dari para ahli sebagai
berikut :
Bimbingan
merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris.
Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide"
berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3)
mengelola (to manage) dan (4)
menyetir (to steer)[1][1]
Menurut
Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang
laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia
untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."[2][2]
Menurut
Dewa Ketut Sukardi, bahwa "bimbingan adalah merupakan proses pemberian
bantuan kepada seseorang atau kelompok orang secara terus menerus dan
sistematik oleh guru pembimbing agar individu atau kelompok individu menjadi
pribadi yang mandiri”.[3][3]
Stoops
dan Walquist mendefinisikan bahwa "bimbingan adalah proses yang terus
menerus dalam membantu perkembangan individu untuk mencapai kemampuannya secara
maksimum dalam mengarahkan manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya maupun bagi
masyarakat."[4][4]
Dari
definisi yang telah di kemukakan para ahli di atas, mempunyai cara pandang yang
berbeda-beda dan variasi yang mencolok satu dengan yang lain. Walaupun demikian
tetap terdapat unsur dan tujuan yang menunjukkan kesamaan, di antaranya sebagai
berikut :
a. Bimbingan
merupakan suatu proses, yang berkesinambungan, bukan kegiatan yang seketika atau
kebetulan. Bimbingan merupakan: serangkaian tahapan kegiatan yang sistematis
dan berencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
b. Bimbingan
adalah usaha pemberian bantuan atau pertolongan, makna bantuan dalam hal ini menunjukkan bahwa pembimbing
tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi hanya berperan sebagai fasilitator
di mana yang aktif dalam mengembangkan
diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah individu itu sendiri.
c. Individu
yang dibantu adalah orang-orang dan berbagai usia baik pria ataupun wanita dalam perseorangan maupun kelompok dan
individu dalam hal ini yaitu individu yang sedang berkembang . Tetapi bantuan
yang berlaku umum bagi setiap individu disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan,
dan masalah individu yang komprehensif.
Bimbingan
diberikan oleh tenaga ahli, yang bertujuan untuk perbaikan kehidupan orang yang
dibimbing agar berkembang sesuai dengan potensi dan si sistem nilai tentang
kehidupan yang baik dan benar, yang ditandai dengan perkembangan optimal dalam
kondisi yang dinamik.[5][5]
Adapun
pengertian konseling berasal dari. bahasa Inggris "to counsel" yang
secara etimologis "to give advice" artinya memberi saran dan
nasihat.[6][6]
Dalam
bukunya, Winkel memaparkan pengertian konseling (counseling) dikaitkan dengan kata "counsel yang
diartikan nasihat (to obtain counsel) : anjuran (to give counsel)
dan pembicaraan {to take counsel)[7][7] dengan
demikian dari pengertian counselling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
konseling diartikan sebagai pemberian saran dan nasihat, pemberian anjuran
dalam pembicaraan dengan bertukar pikiran.
Kemudian
istilah konseling mengalami perkembangan yang di kemukakan dengan berbeda-beda
tapi 'intinya sama dan
Burks dan
Steffle mengartikan konseling adalah :
Konseling
merupakan suatu hubungan profesional antara seorang konselor terlatih dan
seorang klien. Hubungan ini biasanya orang per orang, meskipun Sering kali
melibatkan lebih dari dua orang, meskipun sering kali melibatkan lebih dari dua
orang. Hubungan tersebut dirancang untuk membantu para klien memahami dan
memperjelas pandangan hidupnya, dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan
sendiri melalui pilihan-pilihan yang bermakna dan penyelesaian
masalah-masalah emosional atau antar pribadi"[8][8]
Dari
pengertian di atas menjelaskan bahwa adanya hubungan yang harmonis antara
konselor dan klien yang nantinya tercipta proses yang dirancang atau
direncanakan untuk membantu klien membuat pilihan-pilihan dalam mengarahkan
masalahnya.
ASCA
(American School Counselor Association) mengemukakan bahwa :
"Konseling adalah hubungan tatap muka yang bersifat, rahasia, penuh dengan
sikap penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Konselor
mempergunakan pengetahuan dan keterampilan untuk membantu kliennya mengatasi
masalah-masalahnya.[9][9]
Sementara
Dewa Ketut Sukardi menjelaskan bahwa "konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada klien dalam memecahkan masalah kehidupan, dengan wawancara
yang dilakukan secara face to face, atau dengan cara-cara yang sesuai
dengan keadaan klien yang dihadapi untuk mencapai kesejahteraan hidup”.[10][10]
Berdasarkan beberapa pengertian
di atas dapat dicermati antara lain :
a. Konselor
adalah seorang yang cukup terlatih (profesional) atau punya Keterampilan khusus
dalam bidang konseling
b. Interaksi
terjadi antara klien dan konselor yang dilakukan, dengan cara face to face
c. Tujuan
konseling membantu dan menolong klien untuk menerima keadaannya, menemukan
jalan keluar atas masalah-masalahnya dan mendapatkan kesejahteraan dalam
hidupnya.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diperjelas bahwa konseling merupakan satu saluran bagi
pemberian bimbingan, Di samping itu istilah bimbingan selalu dirangkaikan
dengan istilah konseling, hal ini dikarenakan bimbingan dan konseling itu
merupakan suatu kegiatan yang integral, konseling merupakan salah satu teknik
dalam pelayanan bimbingan. dengan pandangan ini bimbingan memiliki pengertian
yang lebih luas dibandingkan dengan pengertian konseling, dan konseling
merupakan bagian dari bimbingan.
2.
Ragam Bimbingan
Menurut Masalah
Dilihat dari
masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut masalahnya,
yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan Karir, dan
Bimbingan Keluarga. Untuk lebih jelasnya akan di jabarkan satu persatu mengenai
ke empat bimbingan diatas.
a.
Bimbingan Akademik
Bimbingan
akademik, yaitu bimbingan yang diarahkan untuk membantu para individu dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah akademik. Adapun yang termasuk
maslah-masalah akademik, yaitu pengenalan kurikulum, pemilihan jurusan atau
konsentrasi, cara belajar, penyelesaian tugas-tugas latihan, pencarian serta
penggunaan sumber belajar, perencanaan pendidikan lanjutan, dan lain
sebagainya.
Bimbingan akademik
dilakukan dengan cara mengembangkan suasana belajar mengajar yang kondusif agar
terhindar dari kesulitan belajar. Para pembimbing membantu individu mengatasi
kesulitan belajar, mengembangkan cara belajar yang efektif, membantu individu
agar sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan
program atau pendidikan. Dalam bimbingan akademik, para pembimbing berupaya
memfasilitasi individu dalam mencapai tujuan akademik yang diharapkan.
b.
Bimbingan Sosial Pribadi
Bimbingan
sosial pribadi merupakan bimbingan untuk membantu para individu dalam
menyelesaikan masalah-masalah sosial pribadi. Yang tergolong dalam
masalah-masalah sosial pribadi adalah masalah hubungan dengan sesama teman,
dosen, serta staf. Pemahaman sifat dan kemampuan diri, penyesuaian diri dengan
lingkungan pendidikan dan masyarakat tempat mereka tinggal, serta penyelesaian
konflik.
Bimbingan sosial
pribadi diarahkan untuk memantapkan kepribadian dan mengembangkan kemampuan
individu dalam menangani masalah-masalah dirinya. Bimbingan ini merupakan
layanan yang mengarah pada pencapaian pribadi yang seimbang dengan
memperhatikan keunikan karakteristik pribadi serta ragam permasalahan yang
dialami oleh individu.
Bimbingan sosial
pribadi diberikan dengan cara menciptakan lingkungan yang kondusif, interaksi
pendidikan yang akrab, mengembangkan sistem pemahaman diri, dan sikap-sikap
yang positif, serta keterampilan-keterampilan sosial pribadi yang tetap.
c. Bimbingan Karier
Bimbingan karier, yaitu bimbingan untuk
membantu individu dalam perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian
maslah-masalah karier, seperti pemahaman terhadap jabatan dan tugas-tugas
kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan,
perencanaan dan pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian
masalah-maslah karier yang dihadapi.
Bimbingan karier
juga merupakan layanan pemenuhan kebutuhan perkembangan individu sebagai bagian
integral dari program pendidikan. Bimbingan karier terkait dengan perkembangan
kemampuan kognitif, afektif, ataupun keterampilan individu dalam mewujudkan
konsep diri yang positif, memahami proses pengambilan keputusan, ataupun
perolehan pengetahuan dalam keterampilan yang akan membantu dirinya memasuki
sistem kehidupan sosial budaya yang terus-menerus berubah. Bimbingan karier
membantu individu mempersiapkan pekerjaan atau jabatan, membantu individu pada
saat bekerja, dan membantu individu setelah pensiun dari pekerjaan. Dengan kata
lain, bimbingan karier membantu individu
mengembangkan kariernya sepanjang hayat.
Berdasarkan
uraian tersebut dapat disimpulkan, bahwa bimbingan karier merupakan upaya
bantuan terhadap individu agar dapat mengenal dan memahami dirinya, mengenal
dunia kerjanya, dan mengembangkan masa depannya yang sesuai dengan bentuk
kehidupannya yang diharapkan. Lebih lanjut dengan layanan bimbingan karier,
individu dapatmengambil keputusan secara tepat dan bertanggung jawab atas
keputusan yang diambilnya sehingga mampi mewujudkan dirinya secara bermakna.
d.
Bimbingan Keluarga
Bimbingan
keluarga merupakan upaya pemberian bantuan kepada para individu sebagai
pemimpin atau anggota keluarga agar mereka mampu menciptakan kelurga yang utuh
dan harmonis, memberdayakan diri dengan norma keluarga, serta berperan atau
berpartisipasi aktif dalam mencapai kehidupan keluarga yang bahagia.
Bimbingan kelurga
juga membantu individu yang akan berkeluarga memahami tugas dan tanggung
jawabnya sebagai anggota keluarga sehingga individu siap menghadapi kehidupan
berkeluarga. Bimbingan keluarga juga membantu anggota keluarga dengan berbagai
strategi dan teknik berkeluarga yang sukses, harmonis, dan bahagia.
Agar kebutuhan-kebutuhan keluarga seperti keamanan dan keselamatan, kesejahteraan
ekonomi dan materi, kesejahteraan psikologi,fisik, dan emosional, serta
kebutuhan- kebutuhan spiritual dapat terpenuhi dalam suatu keluarga.
3. Tujuan
1. Tujuan bimbingan dan konseling
yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
a. Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan
nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam
kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah,
tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
b.
Memiliki sikap toleransi terhadap umat
beragama lain, dengan saling menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya
masing-masing.
c.
Memiliki pemahaman tentang irama
kehidupan yang bersifat fluktuatif antara yang menyenangkan (anugrah) dan yang
tidak menyenangkan (musibah), sertadan mampu meresponnya secara positif sesuai
dengan ajaran agama yang dianut.
d.
Memiliki pemahaman dan penerimaan diri
secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun
kelemahan; baik fisik maupun psikis.
e.
Memiliki sikap positif atau respek
terhadap diri sendiri dan orang lain.
f.
Memiliki kemampuan untuk melakukan
pilihan secara sehat
g.
Bersikap respek terhadap orang lain,
menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga
dirinya. Memiliki rasa tanggung jawab, yang diwujudkan dalam bentuk komitmen
terhadap tugas atau kewajibannya.
h.
Memiliki kemampuan berinteraksi sosial
(human relationship), yang diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan,
persaudaraan, atau silaturahim dengan sesama manusia.
i.
Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan
konflik (masalah) baik bersifat internal (dalam diri sendiri) maupun dengan
orang lain.
j.
Memiliki kemampuan untuk mengambil
keputusan secara efektif.
2. Tujuan bimbingan dan
konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :
a. Memiliki
kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami berbagai
hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang dialaminya.
b.
Memiliki sikap dan kebiasaan belajar
yang positif, seperti kebiasaan membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai
perhatian terhadap semua pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar
yang diprogramkan.
c.
Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d.
Memiliki keterampilan atau teknik
belajar yang efektif, seperti keterampilan membaca buku, mengggunakan kamus,
mencatat pelajaran, dan mempersiapkan diri menghadapi ujian.
e.
Memiliki keterampilan untuk menetapkan
tujuan dan perencanaan pendidikan, seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan
tugas-tugas, memantapkan diri dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan
berusaha memperoleh informasi tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan
wawasan yang lebih luas.
f.
Memiliki kesiapan mental dan kemampuan
untuk menghadapi ujian.
3.
Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah :
a.
Memiliki pemahaman diri (kemampuan,
minat dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.
b.
Memiliki pengetahuan mengenai dunia
kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi karir.
c.
Memiliki sikap positif
terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apapun,
tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma
agama.
d.
Memahami relevansi kompetensi belajar
(kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan
bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.
e.
Memiliki kemampuan untuk membentuk
identitas karir, dengan cara mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan
(persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja,
dan kesejahteraan kerja.
f.
Memiliki kemampuan merencanakan masa
depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran
yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
g.
Dapat membentuk pola-pola karir, yaitu
kecenderungan arah karir. Apabila seorang konseli bercita-cita menjadi seorang
guru, maka dia senantiasa harus mengarahkan dirinya kepada kegiatan-kegiatan
yang relevan dengan karir keguruan tersebut.
h.
Mengenal keterampilan, kemampuan dan
minat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh
kemampuan dan minat yang dimiliki.
4.
Fungsi
a. fungsi Pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).
Berdasarkan pemahaman ini, konseli diharapkan mampu mengembangkan potensi
dirinya secara optimal, dan menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara
dinamis dan konstruktif.
b.
Fungsi Preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada konseli tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c.
Fungsi Pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang sifatnya lebih proaktif
dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.
Konselor dan personel Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau bekerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas-tugas
perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat digunakan disini adalah pelayanan
informasi, tutorial, diskusi kelompok atau curah pendapat (brain storming),home room, dan
karyawisata.
d.
Fungsi Penyembuhan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan
kepada konseli yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah konseling,
dan remedial teaching.
e.
Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan
penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan
ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam melaksanakan fungsi ini, konselor perlu
bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di luar lembaga
pendidikan.
f.
Fungsi Adaptasi, yaitu fungsi membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah
dan staf, konselor, dan guru untuk menyesuaikan program pendidikan terhadap
latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan
menggunakan informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dapat
membantu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik dalam memilih
dan menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan proses pembelajaran,
maupun menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan dan kecepatan konseli.
g.
Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif.
5.
Prinsip
a.
Bimbingan dan konseling
diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak,
remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan
lebih bersifat preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan
lebih diutamakan teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).
b.
Bimbingan dan konseling sebagai
proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu
sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi
fokus sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya
menggunakan teknik kelompok.
c.
Bimbingan menekankan hal yang
positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki
persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai
satu cara yang menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut,
bimbingan sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karena bimbingan merupakan cara untuk membangun pandangan yang
positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan, dan peluang untuk
berkembang.
d.
Bimbingan dan konseling
Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau
tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala
Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja
sebagai teamwork.
e.
Pengambilan Keputusan Merupakan
Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan
diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat
kepada konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil
keputusan. Kehidupan konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi
konseli untuk memper-timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan
melalui pengambilan keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan
secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan.
Tujuan utama bimbingan adalah mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan
masalahnya dan mengambil keputusan.
f.
Bimbingan dan konseling
Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian
pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di
lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta,
dan masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi
aspek, yaitu meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.
6.
Jenis Layanan Bimbingan
Untuk memenuhi fungsi dan
tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan layanan bimbingan, di
antaranya adalah sebagai berikut,
a.
Pelayanan
Pengumpulan Data tentang Siswa dan Lingkungan.
Pelayanan ini merupakan usaha untuk
mengetahui diri individu atau siswa seluas-luasnya, beserta latar belakang
lingkungannya. Hal ini meliputi aspek- aspek fisik, akademis ,kecerdasan,
minat, cita-cita, social, ekonomi, kepribadian, latar belakang keluarga, dan
lainnya. Yntuk mengumpulkan data sisiwa dapat menggunakan teknik tes dan non
tes. Teknis tes meliputi: psikotes dan tes prestasi belajar, sedangakan yang
non tes meliputi: observasi, angket, wawancara.
b.
Konseling. Konseling merupakan pelayanan terpenting
dalam program bimbingan. Layanan ini menfasilitasi siswa untuk memperoleh
bantuan pribadi secara langsung, baik secara face to face maupun melalui media (telepon atau internet).
c.
Penyajian
Informasi dan Penempatan. Penyajian
informasi dalam arti menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek
kehidupan yg di perlukan individu, seperti menyangkut aspek (a) karakteristik
dan tugas-tugas perkembangan pribadinya, (b) sekolah-sekolah lanjutan, (c)
bahaya minuman keras, obat-obatan terlarang, (d) pentingnya menyesuaikan diri
dengan norma agama atau nilai-nilai moral yang di junjung tinggi masyarakat.
d.
Penilaian
dan Penelitian. Layanan
penilaian di laksanakan untuk mengetahui tujuan program bimbingan apa saja yang
dilaksanakan dapat di capai. Selain itu hasil penilaian, baik terhadap program
bimbingan maupun terhadap individu, dapat dipergunakan untuk bahan penilitian.
Penilitian ini di maksudkan untuk mengembangkan program bimbingan dalam arti
menelaah lebih jauh tentang pelaksanaannya, menelaah tentang kebutuhan
bimbingan yang belum terpenuhi serta menelaah hakikat individu dan
perkembangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Bimbingan
merupakan terjemahan dan “Guidance” yang berasal dan bahasa Inggris.
Secara harfiah, istilah "Guidance" dan akar kata "Guide"
berarti (1) mengarahkan (to direct), (2) memandu (to pilot), (3)
mengelola (to manage) dan (4)
menyetir (to steer)[11][1]
Menurut
Crov and Crow, bimbingan adalah "bantuan yang diberikan oleh seorang
laki-laki atau perempuan yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan
yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia
untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, membuat keputusan
sendiri, dan menanggung bebannya sendiri."[12][2]
2. Dilihat
dari masalah seseorang atau individu, ada empat jenis bimbingan menurut
masalahnya, yaitu Bimbingan Akademik, Bimbingan Sosial Pribadi, Bimbingan
Karir, dan Bimbingan Keluarga.
3. Tujuan pemberian pelayanan bimbingan ialah agar
individu dapat: merencanakan kegiatan penyelesaian studi, mengembangkan seluruh
potensi yang di milikinya seoptimal mungkin, menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, menghadapi hambatan
dan kesulitan yang dihadapi dalam studi.
4. Fungsi
bimbingan antaraa lain ialah: pemahaman, preventif, pengembangan, perbaikan,
penyaluran, adaptasi, serta penyesuaian.
5. Terdapat
beberapa prinsip dasar yang di pandang sebagai pondasi bagi layanan bimbingan.
Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan
yang menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan, baik di
sekolah maupun di luar sekolah.
6. Untuk
memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan berbagai kegiatan
layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bimbingan, antara lain, (1) pelayanan
pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya, (2) konseling, (3) penyajian
informasi dan pelayanan, (4) penilaian dan penilitian.
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno& Amti Erman. 1999. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling.PT. Rineka
Cipta Jakarta
Nurihsan, A. Juntika. 2007. Bimbingan & Konseling dalam Berbagai Latar
Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Yusuf, Syamsu dan A. Juntika Nurihsan. 2008. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: Remaja Rosdakarya.