DI
SUSUN OLEH :
ABDUL
MUKHLIS
Pendidikan
Agama Islam
Fakultas Tarbiyah
Sekolah Tinggi Agama Islam
Bakti Negara
(STAIBN) Tegal -Jawa Tengah-Indonesia
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada
hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau
hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru
sebagai salah satu komponen dalam proses belajar menganjar merupakan pemegang
peran yang sangat penting. Guru bukan hanya sekedar penyampai materi saja,
tetapi lebih dari itu guru dapat dikatakan sebagai sentral pembelajaran.
Sebagai
pengatur sekaligus pelaku dalam proses belajar mengajar, gurulah yang
mengarahkan bagaimana proses belajar mengajar itu dilaksanakan. Karena itu guru
harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebeh efektif juga menarik
sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan
merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.
Berhasilnya
tujuan pembelajaran ditentukan oleh banyak faktor diantaranya adalah faktor
guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar, karena guru secara langsung
dapat mempengaruhi, membina dan meningkatkan kecerdasan serta keterampilan
siswa. Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan
secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru memiliki
cara/model mengajar yang baik dan mampu memilih model pembelajaran yang tepat
dan sesuai dengan konsep-konsep mata pelajaran yang akan disampaikan.
Tujuan
pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam Undang-undang Nomor 2 tahuan
1989 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia
yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian
yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan bangsa
(Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998: 3). Tujuan pendidikan nasional ini
sangat luas dan bersifat umum sehingga perlu dijabarkan dalam Tujuan
Institusional yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan sekolah yang kemudian
dijabarkan lagi menjadi tujuan kurikuler yang merupakan tujuan kurikulum
sekolah yang diperinci menurut bidang studi/mata pelajaran atau kelompok mata
pelajaran (Purwanto, 1988 :2). Tujuan instruksional dijabarkan menjadi Tujuan
Pembelajaran Umum dan kemudian dijabarkan lagi menjadi Tujuan Pembelajaran
Khusus (TPK).
Dalam
mencapai Tujuan Pembelajaran Khusus pada mata pelajaran PAI di SDN Pasangan 01,
masih banyak mengalami kesulitan. Hal ini terlihat dari masih rendahnya nilai
mata pelajaran PAI dibandingkan dengan nilai beberapa mata pelajaran lainnya,
bertitik tolak dari hal tersebut di atas perlu pemikiran-pemikiran dan
tindakan-tindakan yang harus dilalukan agar siswa dalam mempelajari
konsep-konsep pelajaran PAI tidak mengalami kesulitan, sehingga tujuan
pembelajaran khusus yang dibuat oleh guru mata pelajaran PAI dapat tercapai
dengan baik dan hasilnya dapat memuaskan semua pihak. Oleh sebab itu penggunaan
metode pembelajaran dirasa sangat penting untuk membantu siswa dalam memahami
konsep-konsep pelajaran PAI
Metode
pembelajaran jenisnya beragam yang masing-masing memiliki kelebihan dan
kelemahan, maka pemilihan metode yang sesuai dengan topik atau pokok bahasan
yang akan diajarkan harus betul-betul dipikirkan oleh guru yang akan
menyampaikan materi pelajaran.
Sedangkan
penggunaan metode demonstrasi diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dalam proses belajar mengajar itu
aktivitasnya tidak hanya didominasi oleh guru, dengan demikian siswa akan
terlibat secara fisik, emosional dan intelektual yang pada gilirannya
diharapkan konsep perubahan benda yang diajarkan oleh guru dapat dipahami oleh
siswa. Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut di atas maka dalam
penelitian ini memilih judul “Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dengan diTerapkan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas IV di SDN Pasangan 01”.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai berikut:
- Bagaimanakah
peningkatan Prestasi Belajar PAI dengan diterapkannya metode demonstrasi?
- Bagaimanakah
pengaruh metode demostrasi terhadap motivasi belajar siswa?
C.
Tujuan
Penelitian
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan
untuk:
- Ingin mengetahui peningkatan
Prestasi Belajar siswa setelah diterapkannya metode demonstrasi.
- Ingin mengetahui pengaruh motivasi
belajar siswa setelah diterapkan metode
D. Manfaat
Penelitian
Penelitian ini
diharapkan bermanfaat:
- Bagi siswa untuk meningkatkan
pemahaman konsep pembelajaran PAI dengan metode demonstrasi.
- Bagi
guru dapat memberikan tambahan pengayaan cara mengajar dengan bantuan
metode demonstrasi sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapi dengan baik.
- Bagi
lembaga dapat dijadikan sebagai bahan masukan informasi tentang salah satu
alternative cara pembelajaran PAI pada siswa dengan pemanfaatan metode
pengajaran dalam mencapai tujuan intruksional.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
A.
Deskripsi
Teori
a)
Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar di artikan
sebagai tingkat keterkaitan siswa
dalam proses belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru.
Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984:4), mengatakan bahwa: Prestasi belajar
adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol
angka, huruf maupun kalimat yanag dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak
didik dalam periode tertentu.
Menurut Siti Partini (1980:49)”Prestasi belajar adalah hasil yang di capai oleh setiap orang
dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pndapat di atas Sunarya (1983:4)”
Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif,
afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa.
Dalam uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar
merupakan ukuran keberhasilan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata
pelajaran selama periode siswa dalam menguasai mata pelajaran dalam periode
tertentu.
b)
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Prestasi belajar merupakan ukuran
keberhasilan yang di peroleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu
ditentukan oleh beberapa factor yang saling berkaitan.
Menurut Dimyati Mahmud
(1989:84-87), mengatakan bahwa factor yang mempengaruhi prestasi belajar sisiwa
mencangkup: “factor internal dan factor eksternal”. Sebagai berikut:
1)
Faktor Internal
Faktor internal adalah factor yang
keluar dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N.Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan
atau motif untuk breprestasi.
2)
Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah factor
yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini bias berupa sarana prasarana,
situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkers yang diterjemahkan Soenoro (1982:30),
mengatakan bahwa: “Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalagh yang
berasal dari si pelajar, factor yang berasal dari si pengajar”. Kedua factor
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Faktor yang berasal dari si pelajar (siswa)
Faktor ini meliputi motivasi ,perhatian pada mata pelajaran yang
berlangsung,tingkat penerimaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa
yang dipelajari,kemampuan memproduksi dan kemampuan menggeneralisasi.
·
Faktor yang berasal dari si pengajar (guru)
Faktor ini meliputi kemampuan membangun hubungan dengan si pelajar,
kemampuan menggerakan minat pelajaran, kemampuan memberikan penjelasan,
kemampuan menyebutkan pokok-pokok masalah yang di ajarkan, kemampuan
mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung. Dari pendapat
Rooijakkers tentang factor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat di berikan kesimpulan bahwa prestasi siswa di pengaruhi oleh dua
daktor yaitu factor yang berasal dari si pelajar dan factor yang berasal dari
si pengajar.
2. Metode
Demonstrasi
a) Pengertian
Demonstrasi
merupakan metode yang sangat efektif, sebab membantu siswa untuk mencari
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta atau data yang benar. Metode
demonstrasi merupakan metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan. Sebagai metode penyajian,
demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun
dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar memerhatikan, akan tetapi
demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi
pembelajaran ekspositori dan inkuiri.
Kelebihan dan Kelemahan Metode Demonstrasi
Sebagai
suatu metode pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan,
di antaranya:
1) Melalui metode demonstrasi
terjadinya verbalisme akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.
2) Proses pembelajaran akan lebih
menarik, sebab siswa tak hanya mendengar, tetapi juga melihat peristiwa yang
terjadi.
3) Dengan cara mengamati secara
langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan
kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi
pembelajaran.
Di samping
beberapa kelebihan, metode demonstrasi juga memiliki beberapa kelemahan,
di antarannya:
1) Metode demonstrasi memerlukan
persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi
bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode ini tidak efektif lagi. Bahkan
sering terjadi untuk menghasilkan pertunjukan suatu proses tertentu, guru harus
beberapa kali mencobanya terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu yang
banyak.
2) Demonstrasi memerlukan peralatan,
bahan-bahan, dan tempat yang memadai yang berarti penggunaan metode ini
memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan dengan ceramah.
3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan
keterampilan guru yang khusus, sehingga guru dituntut untuk bekerja lebih
profesional. Di samping itu demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi
guru yang bagus untuk keberhasilan proses pembelajaran siswa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A.
Rancangan
Penelitian
Setting
dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus
PTK sebagai berikut :
1.
Tempat
Penelitian.
Penelitian Tindakan Kelas ini
dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Pasangan 01 dengan jumlah siswa sebanyak
25 anak.
2.
Waktu
Penelitian.
Penelitian Siklus I dilaksanakan bulan
Juni 2016, dan Siklus II dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Siklus PTK.
PTK ini dilaksanakan melalui 2
siklus untuk melihat peningkatan siswa dalam memahami materi.
B.
Subyek
Penelitian
Karakteristik sebagai berikut
:
1.
Nama
Sekolah
: SDN Pasangan 01
2.
Alamat
sekolah
: Jl. Mbah Pecakran Pasangan Talang Tegal
3.
Kelas
: IV
C.
Instrumen
Penelitian
Untuk mengetahui sejauh mana prestasi belajar Siswa pada
pembelajaran PAI melalui metode demonstrasi, penulis melaksanakan penelitin di
kelas IV dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Siklus I :
- Perencanaan (Planning)
Pada
kegiatan ini penulis dibantu dengan guru PAI
mencari data pada siswa yang dijadikan sampel penelitian, berkaitan
dengan metode demonstrasi yang di terapkan oleh guru PAI. Misalnya dalam
pelaksana wudlu yang mereka lakukan. Pencarian data ini dilakukan dengan tes
lisan dan praktek wudlu, urutan-urutan wudlu sampai pelafalan niat wudlu.
Setelah itu penulis mempersiapkan berbagai sumber belajar siswa, baik berupa
buku tuntunan wudlu, tentang bagaimana cara dan urutan dalam wudlu, dan CD
pembelajaran wudlu.
2. Pelaksanaan (Acting)
a) Pelaksanaan Demonstrasi Mulai
demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir.
b) Ciptakan suasana yang menyejukkan
dengan menghindari suasana yang menegangkan.
c) Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti
jalannya demonstrasi dengan memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d) Berikan kesempatan kepada siswa
untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari
proses demonstrasi itu.
3. Pengamatan
(observasi)
Pelaksanaan
Metode Demonstrasi, siswa yang menjadi sampel penelitian dikelompokkan sehingga
bisa dipantau oleh peneliti yang dibantu oleh guru yang lain.
4. Refleksi (Reflecting)
Kegiatan evaluasi dan refleksi
dilakukan pada sampel penelitian, setelah selesai melaksanakan metode
demonstrasi. Evaluasi dilakukan kepada siswa yang melakukan kesalahan atau
pelanggaran dalam melaksanakan metode dengan cara memberi motivasi tentang
pentingnya pelajran PAI, manfaat dan lain sebagainya dengan harapan mereka akan
mengerjakan atau mengamalkan pelajrannya dengan baik dan benar.
Siklus II
Siklus
duapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1.
Perencanaan
(Planning)
Peneliti membuat rencana
pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.
2.
Pelaksanaan
(Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran
berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil siklus pertama
3.
Pengamatan
(Observasi)
Peneliti melakukan pengamatan
terhadap aktivitas pembelajaran siswa
4.
Refleksi
(Reflecting)
Melaporkan hasil dari pengamatan
siklus II.
D.
Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan sebanyak
mungkin data atau informasi yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan penelitian
yaitu:
1.
Observasi/pengamatan
langsung
Observasi langsung dilakukan pada
saat siswa-siswi melaksanakan praktek sholat dhuhur berjamaah, untuk mengetahui
bagaimana ketertibansiswa melaksanakan sholat, bacaan sholat, dan adab
melaksanakan sholatdan lain sebagainya.
2.
Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah nilai hasil belajar PAI, yang diperoleh melalui Praktek
dan tes tulis oleh Siswa-siswi Kelas IV SDN Pasangan 01.
E.
Teknik
Analisis Data
Tekinis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode demonstrasi, karena Metode demonstrasi merupakan metode penyajian
pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.
Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara
lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekadar
memerhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih
konkret
DAFTAR PUSTAKA
Abin
Syamsudin Makmun, 2002: Psikologi Kependidikan, Perangkat Sistem Pengajaran
Modul, Remaja Rosdakarya: bandung
Dasim
Budimansyah, Dr., M.Si, 2003: Model Pembelajaran Berbasis Portofolio,
Genesindo: Bandung
Dave
Meier, 2002: The Accelerated Learning Hanbook, Panduan Kreatif dan Efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Kaifa: Bandung
Haryono,
2004. Konsep dan Terapan Penelitian Tindakan Kelas Dalam Konteks RRG,
UNNES Semarang.
Pasaribu,
IL dan B. Simandjuntak. (1986). Didaktikdan Metodik. Bandung: Tarsito.
Roestiyah
NK. (1985). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara-
Surachmad,
Winarno, 1995: Pengantar Penelitian Ilmiah, Dasar Metode Teknik, Bandung:
Tarsito
Suriswo,
2005: Metode Penelitian Sosial dan Pendidikan, Tegal: UPS TegalWardono,
2003. Penerapan Mathematics Quantum Teaching untuk Meningkatkan
Kesukaan Belajar dan Kreativitas Bidang Matematika pada Siswa SLTP,
Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.
Strisno,
Hadi, 1993: Metodologi Researh Jilid I, Yogyakarta: And offset
Winarni,
Endang Retno, 2004. Hand Out mata Kuliah Metode Penelitian Kelas,
Fakultas MIPA Jurusan Matematika UNNES Semarang.
Winkel,
WS, 1993: Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: Gramedia
Zaini,
Hysam et.al, 2002: Strategi Pembelajaran Aktif di Perguruan Tinggi, Yogyakarta:
CTSD IAIN Sunan Kalijaga